Senin, 24 November 2014

Cara Menjadi Ibu Rumah Tangga Yang Baik

Menjadi ibu rumah tangga yang baik merupakan dambaan seluruh keluarga, karena ibu rumah tangga yang baik akan menghadirkan kehangatan dan kenyamanan dalam keluarga. Tak hanya itu, ibu rumah tangga yang baik akan membuat seluruh anggota keluarga menjadi betah berada di rumah setiap waktu, tanpa rasa jemu.

Berikut ini beberapa tips menjadi ibu rumah tangga yang baik: 

  1. Jadilah ibu yang pengertian, misalnya pengertian terhadap anak-anak dan suami. Dengan adalnya rasa pengertian, pastinya tidak akan sering timbul masalah dalam keluarga. 
  2. Lebih sabar dalam menghadapi berbagai masalah, polemik keluarga dan dalam mendidik anak. Hal ini sangat penting karena secara tidak langsung ibu tengah memberikan pendidikan atau pelajaran kehidupan terhadap ana dan anggota keluarga lainnya. 
  3. Tidak berbicara lebih lantang dari suami dan tidak bersikap lebih keras terhadap suami. Hal ini diajarkan juga dalam agama islam, karena ridho istri ada pada suami. Jika istri mampu bersikap sabar, lembut dan pengertian maka istri akan menjadi tiang rumah tangga dan biasanya sifat-sifat ini akan diteladani oleh suami dan anak-anak. 
  4. Tidak terlalu mengandalkan pembantu, terlebih dalam mengurus anak. Pastikan sebagai seorang ibu, Anda lebih mengetahui berbagai urusan rumah tangga dan Anda yang harus memiliki porsi lebih dalam mengurus anak (Tahukah Anda, saat anak Anda merasa lebih nyaman dengan pembantu adalah saat-saat berbahaya dalam hidup Anda?) 
  5. Menjaga keharmonisan dan kehangatan dengan suami, misalnya dengan memberikan perhatian, surprise atau sesekali Anda tampil lebih seksi dan cantik saat akan berhubungan intim (dengan tatanan rambut baru, lingerie yang baru dan seksi, dengan gerakan tubuh yang sensual dan menggoda suami Anda). Suami Anda pasti akan semain betah di rumah. 
  6. Bangun tidur harus lebih awal dar anggota keluarga lainnya. Sebagai seorang ibu sudah seharusnya Anda menyiapkan berbagai kebutuhan suami dan anak-anak, oleh karena itu Anda harus bangun lebih pagi dari mereka. 
  7. Menguasai manajemen keuangan. Jika Anda tidak bisa mengatur keuangan dalam keluarga, akan sangat berbagahaya bagi kondisi finansial keluarga Anda. Penting! Dahulukanlah kebutuhan daripada keinginan. 
  8. Belajar dari kesalahan dan menerima nasihat atau kritik positif.

Minggu, 23 November 2014

Cara Menjadi Orangtua Yang Lebih Baik

Apakah anda orang yang malas senyum? Kalau jawabannya: Ya, lalu perhatikan anak-anak anda. Sebuah riset mengatakan, anak-anak khususnya yang masih sangat muda, bercermin pada ekspresi wajah anda. Jadi semakin banyak anda tersenyum, lebih mudah pula anak anda tersenyum serta mendapat perasaan yang lebih menggembirakan.

Senyum adalah satu dari banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjadi orangtua yang lebih baik. Banyak pekerjaan yang mesti dilakukan orangtua, mulai dari urusan rumah sampai kantor, juga urusan sosial. Rangkaian kegiatan itu membuat orang kadang-kadang hidup dalam ketegangan dan merasa kehabisan waktu. Akibatnya orangtua sering lupa merespon cerita anak secara menyenangkan. Padahal, senyum sederhana sekalipun bisa melepaskan ketegangan dan segera meningkatkan kegembiraan anda. Kendati anda tidak ingin tersenyum, para ilmuwan menganjurkan, jangan segan-segan memaksa bibir anda untuk tersenyum, karena hal ini akan meningkatkan semangat anda.

Mempunyai anak kecil kadang memang membuat anda jadi tak sabar, terutama kalau mereka membandel, melanggar aturan yang anda berikan. Misalnya, sudah dipesan berulang kali, masih saja si kecil melanggar pesan anda. Ada seorang ibu mempunyai cara menarik untuk mengatasi kekesalannya. Kebetulan kejadiannya di rumah, sehingga dia bisa pergi ke lemari es, mencuci muka dengan es-es itu. “Es yang dingin itu ternyata mendinginkan hati saya juga. Dan itu mengingatkan saya agar tidak bertengkar dengan anak saya,“ katanya.

1. Malas-malasan bersama
Sudah lazim seluruh anggota keluarga berkumpul bersama di rumah. Paling tidak pada hari libur akhir pekan, ketika anak tidak ke sekolah dan orangtua tidak harus pergi ke tempat kerja. Namun banyak keluarga yang asik pada pekerjaan atau kesukaan masing-masing. Di hari libur itu si ibu mungkin melampiaskan waktu luangnya dengan membaca majalah atau buku, suaminya utak-atik kendaraan, sedang anak mendapat kelonggaran main game atau nonton film sepuasnya. Pendeknya mereka semua berada dalam satu atap tetapi sebenarnya masing-masing ada di “dunia” berbeda.

Waktu kebersamaan yang tak terstruktur mungkin merupakan hadiah berharga yang bisa anda berikan buat buah hati anda. Tak ada salahnya sekali atau dua kali dalam seminggu anda mencari waktu luang satu atau dua jam bersama seluruh anggota keluarga. Abaikan sejenak aktivitas lain. Kalau perlu tunda waktu mandi atau bersih-bersih badan. Ajak anak-anak berkumpul ke tempat tidur anda, santai atau bermalas-malasanlah bersama. Tentu tidak dalam arti untuk tidur lagi setelah bangun pagi karena hal itu bukan tujuannya, tetapi kebersamaan seperti inilah yang diharapkan bisa membangun keakraban secara lebih efektif. Malas-malasan bersama ini tidak mesti dilakukan di kamar atau di tempat tidur, tetapi juga bisa dilakukan di ruang keluarga.
Jika anak anda masih balita, kesempatan ini sekaligus juga bisa digunakan untuk “melihat dunia melalui mata mereka”. Biarkan si kecil bercerita apa saja menurut versi anak-anak. Ini akan memperkokoh perasaannya bahwa perasaan dan pikiran mereka dihargai.

Satu hal yang perlu dijaga, bertahan untuk tidak menggurui, memperbaiki atau memotong-motong cerita mereka. Dengarkan saja, mungkin di luar dugaan dari cerita mereka anda bisa mengetahui perasaan-perasaan yang ada dalam diri mereka, juga pandangan mereka tentang hal tertentu. Tidak setiap kali anda bisa mengungkap itu, Cuma sekali waktu dan anda pasti mendapatkannya tanpa terduga.

2. Sentuhan
Banyak orang dewasa yang menganggap sepele komunikasi lewat sentuhan fisik. Malah orang lupa bagaimana kuatnya gerakan-gerakan fisik sederhana dalam mengekspresikan perasaan cinta.
Ciuman atau belaian singkat sangat dianjurkan untuk diberikan kepada anak sebelum mereka berangkat ke sekolah, karena memberikan rasa aman. Meski demikian, anda perlu sensitif untuk melakukannya.

Salah-salah anak anda merasa malu atau tak nyaman dengan cara anda mengekpresikan cinta. Makanya, sebaiknya anda mengetahui persis bagaimana bentuk sentuhan yang paling efektif buat anak anda.
Jangan sepelekan manfaat mendongeng buat anak-anak. Sesibuk apapun orangtua, tugas ini hendaknya tidak diabaikan. Alasan tak punya waktu jangan dipakai untuk tidak mendongeng untuk anak. Apalagi dongeng bisa dilakukan sambil tidur-tiduran.

Mengapa anda perlu “memberi makan” anak-anak dengan dongeng? Karena cerita secara tidak langsung mengajarkan kehidupan. Bahkan sebuah penelitian menemukan irama, ritme dan tekanan suara memberi ketenangan pada anak serta membantu membebaskan dari rasa takut.

Sabtu, 22 November 2014

Tips Menghindari Perceraian

Setiap keluarga pasti tidak ingin jalinan rumah tangga yang dengan susah payah dibangun berakhir dengan perceraian. Banyak faktor yang dijadikan alasan dari sebuah perceraian. Karenanya, meminimalisir faktor penyebabnya meruipakan salah satu hal yang harus dilakukan oleh setiap pasangan suami istri.

Apapun alasannya, perceraian akan selalu menyisakan kesedihan. Dampak perceraian tidak hanya dialami oleh suami-istri. Justru yang lebih parah adalah dampaknya terhadap psikologi anak-anak. Karena itu sebaiknya perceraian sebisa mungkin dihindari.

Ada beberapa tips yang dapat kita pertimbangkan, saat rumah tangga kita berada diambang perceraian. Berikut adalah beberapa diantaranya:

1. Cari Sumbernya. Ada asap pasti ada api. Demikian juga halnya dengan kehidupan rumah tangga. Keputusan untuk bercerai tentunya bukan tanpa sebab. Karena itu, carilah sumber dari hal ini. Jika sumber permasalahannya sudah dapat ditemukan, cobalah untuk menyelesaikan dengan baik-baik. Sebab setiap masalah tentu mempunyai jalan keluar. Apapun masalah yang menjadi sumber dari keputusan cerai yang akan diambil, sebaiknya pertimbangkan dengan matang. Sebab, jika kita sudah menemukan sumber permasalahannya, maka keputusan yang tepat akan dapat diambil, apakah akan meneruskan keputusan untuk bercerai, atau tidak.

2. Introspeksi. Bila Anda sudah mengetahui penyebab kenapa Anda atau suami ingin bercerai, cobalah untuk berintropeksi. Ini yang seringkali sulit dilakukan. Pasalnya, masing-masing pasangan pasti merasa dirinyalah yang benar. Mereka tak bakal bisa menerima kenyataan bahwa merekalah pangkal sebab munculnya niat cerai. Mungkin, Anda malu mengakui secara jujur kekurangan Anda, tapi cobalah menjawab dengan jujur pada diri sendiri bahwa yang dikatakan pasangan Anda ada benarnya. Mumpung masih ada waktu, kenapa tak Anda coba perbaiki dari sekarang? Tentu, suami pun harus melakukan hal serupa. Bisa jadi, ialah yang membuat perkawinan menjadi goyah dan tak harmonis lagi.

3. Jangan membesarkan masalah. Jika Anda dan suami sudah tahu sumber keributan dan konflik dalam rumahtangga, sebaiknya jangan memperbesar masalah. Juga, jangan mencari masalah baru. Pasalnya, ini justru akan memperkeruh suasana. Bila Anda menyadari kekurangan yang ada, tak ada salahnya meminta maaf. Tidak perlu malu dan berusaha menjadi istri yang baik seperti yang diharapkan suami. Cobalah untuk mencari solusi sebaik-baiknya.

4. Pisah sementara. Meski sepertinya sangat tak enak, cara ini bisa menjadi jalan terbaik untuk menghindari perceraian. Pisah untuk sementara waktu akan membantu suami-istri untuk menenteramkan diri sekaligus menilai, keputusan apa yang sebaiknya ditempuh. Kenapa harus pisah rumah? Pasalnya, dua hati yang sama-sama sedang panas, sebaiknya tak bertemu setiap hari. Jika setiap hari bertemu, yang terjadi bukan membaik, malah justru bakal semakin panas. Bisa-bisa ribut terus dan tidak ada titik temu. Yang dibahas setiap hari pasti akan balik ke masalah yang itu-itu saja. Anda bisa misalnya “mengungsi” dulu ke rumah orang tua, sementara suami pindah dulu sementara ke rumah orang tuanya. Pisah rumah akan membantu mendinginkan hati yang sedang memanas, sehingga Anda dan suami dapat berpikir jernih.

5. Komunikasi. Apapun,komunikasi merupakan fondasi sebuah hubungan, termasuk hubungan dalam perkawinan. Tanpa komunikasi, hubungan tak bakal bisa bertahan. Jadi, seberat apapun situasi yang tengah Anda hadapi, sebaiknya tetap lakukan komunikasi dengan pasangan. Bahkan setelah Anda dan suami sama-sama hidup terpisah, cobalah untuk tetap berkomunikasi. Coba diskusikan bersama, langkah terbaik apa yang bisa Anda berdua lakukan untuk menghindari perceraian, untuk mempertahankan mahligai rumahtangga. Tak mudah memang, tapi jika Anda berdua sudah berpisah untuk sementara waktu, situasi panas barangkali sudah lewat, sehingga Anda berdua sudah siap untuk berkomunikasi. Jangan merasa malu atau gengsi untuk saling menghubungi.

6. Libatkan keluarga. Jika kenyataannya, pasangan sudah tidak dapat diajak berkomunikasi atau selalu berusaha menghindar, cobalah libatkan anggota keluarga yang memang dekat dengannya. Orang tua, kakak atau pamannya misalnya. Pokoknya, siapa saja yang Anda rasa bisa Anda ajak berbicara. Tentu, Anda jangan pernah menutupi akar permasalahan yang ada kepada mereka, tetapi berterus teranglah. Katakan juga, apa sebetulnya kekurangan Anda maupun kekurangan suami. Siapa tahu, mediator ini dapat melunakkan hati Anda dan pasangan, sekaligus mencarikan solusi untuk kembali bersatu.

7. Cari teman curhat. Menghadapi perceraian tentu akan membuat pikiran runyam, pekerjaan terbengkalai dan bingung harus berbuat apa. Nah, kondisi tidak nyaman ini bisa Anda atasi bila Anda bisa berbagi dengan orang terdekat, sahabat misalnya. Dengan berbagi, beban pikiran Anda akan terasa lebih ringan. Yang harus dicermati, jangan mencari teman curhat yang lawan jenis. Carilah teman curhat sesama jenis. Pasalnya, bila Anda bercerita, mengungkapkan uneg-uneg Anda pada teman pria, belum tentu sepenuhnya ia akan mendukung Anda untuk kembali bersatu dengan suami. Bisa jadi ia malah menggoda Anda, dan jika Anda akhirnya benar-benar tergoda, yang muncul akhirnya malah masalah baru.

8. Ingat anak. Anak biasanya menjadi senjata terampuh untuk meredam konflik antara suami-istri. Jadi, bila ternyata antara Anda dan suami sama¬sama menginginkan perceraian, cobalah ingat anak-anak Anda, buah cinta kasih Anda dan suami. Ingatlah bahwa mereka masih sangat membutuhkan Anda dan suami. Apakah mereka harus menjadi korban perceraian karena keegoisan orang tuanya? Lantas, setelah Anda bercerai, kemana dan kepada siapa mereka harus ikut, Anda atau suami? Jika Anda menyayangi mereka, pikirkan kembali keputusan tersebut.

9. Kesampingkan ego pribadi. Jika Anda memang masih menginginkan keutuhan rumahtangga, segera buang jauh-jauh ego yang ada dalam diri Anda. Jangan merasa diri selalu benar dan sealu menyudutkan pasangan, begitu pula sebaiknya. Sadarilah bahwa apa yang terajadi sekarang adalah kesalahan Anda dan suami. Kalaupun selama ini ada sakit hati yang terselip, cobalah untuk saling memberi maaf.

10. Jujur pada diri sendiri. Jujurlah pada diri sendiri, apakah Anda sudah siap mental untuk berpisah selamanya dengan suami? Perceraian tidaklah semudah yang dibayangkan. Berpisah lalu hidup tenang. Tidak selamanya perceraian membuat kehidupan menjadi bahagia. Bisa jadi justru sebaliknya, lebih hancur. Banyak masalah-masalah di kemudian hari yang berbuntut panjang. Mulai anak, harta gono-gini sampai hubungan antar-keluarga yang ikut tidak harmonis. Jadi, pikirkan kembali jika ingin mengambil keputusan ini. Selain jujur, Anda juga harus mengedepankan rasio. Perempuan biasanya memang lebih banyak menggunakan perasaan, namun untuk soal seberat ini jangan hanya perasaan. Pertimbangkan benar, apa dampaknya bagi Anda dan keluarga jika perceraian itu benar-benar terjadi.

11. Banyak berdoa. Banyak berdoa dan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa dapat membantu permasalahan Anda. Mintalah petunjuk dari-Nya. Dengan semakin bertekun dan mendekat kan diri, insya Allah doa Anda akan terjawab

12. Buka lembaran baru. Jika Anda dan suami akhirnya bisa kembali rukun, maka Anda harus siap membuka lembaran baru bersama suami. Jangan pernah mengungkit-ungkit persoalan dan penyebab Anda berdua pernah berniat untuk bercerai. Sekali Anda mengungkit-ungkit, bisa jadi Anda akhirnya akan benar-benar bercerai. Yang paling penting adalah saling mengingatkan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Jika memang keputusan cerai yang diambil, sebaiknya pertimbangkan masa depan anak-anak. Jangan sampai perceraian yang terjadi menjadi neraka bagi anak-anak.

Sumber: tabloidnova
Peluang Bisnis Online

Like This